PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI – NILAI
KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Perkenalkan... Saya Ira Puspita Sari, S.Pd, bertugas di SMA Negeri 1 Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 7. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Sebelum saya lanjutkan, marilah kita melihat kutipan kalimat berikut ini.
“Mengajarkan anak
menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah
yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching
them what counts is best).
Bob Talbert
Sesuai dengan filosofi KHD, bahwa tujuan pendidikan adalah
menuntun segala kodrat pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat, maka kutipan diatas sangat terkait dengan proses
pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini yaitu anak tidak hanya
diajarkan tentang calistung (baca, tulis dan hitung), namun ada hal yang lebih
penting dan terbaik untuk diajarkan kepada mereka. Yakni sesuatu yang sangat
berharga bagi mereka seperti budi pekerti yang meliputi olah cipta rasa karsa
dan raga. Selain itu anak juga perlu diajarkan apa yang berharga menurut mereka,
sesuai minat dan bakat yang ada. Kita hanya perlu menebalkan tulisan yang sudah
ada, dan menuntun anak-anak menuju kodrat mereka.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak yang luar biasa pada lingkungan sekitar kita, dimana keputusan yang akan kita ambil sesuai dengan kaidah-kaidah yang harus dilaksanakan dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan dan mengakomodasi sebagian besar keinginan dari orang-orang di sekitar kita. Sebagai seorang pemimpin kita tidak boleh egois dengan memaksakan keputusan kita pada orang lain, tetapi dalam mengambil keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diajarkan pada modul 3.1 ini. InsyaAllah keputusan yang kita ambil berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan akan memberikan dampak yang jauh lebih baik pada lingkungan kita, sehingga lingkungan kita akan terasa lebih nyaman dan lebih semangat.
Bagaimana
filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pandangan
Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Protap Triloka yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Tulodo Didepan dapat
memberikan teladan yang baik bagi rekan sejawat dan juga muridnya. Guru harus
dapat menganalisis dan mempertimbangkan dengan matang semua keputusan yang
diambilnya karena keputusan yang diambil tersebut akan menjadi contoh bagi
rekan sejawat dan murid.
b. Ing Madyo Mangun Karso Ditengah
dapat membangun semangat dan kemampuan. Guru harus dapat mengambil keputusan
yang terbaik serta mampu membangkitkan semangat dan kemampuan rekan sejawat dan
murid.
c. Tut Wuri Handayani Dibelakang dapat
memberikan dorongan kinerja murid untuk mengembangkan potensinya. Guru harus
dapat mengambil keputusan terkait proses pembelajaran dan kegiatan sekolah yang
dapat mendorong kinerja murid agar dapat berkembang sesuai dengan minat
belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid.
Sehingga
dapat kita simpulkan bahwa:
Pengaruh
pandangan KHD terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran adalah ketika guru mampu menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah
sering kali kita dihadapkan pada berbagai dilema etika dan bujukan moral.
Berdasarkan keadaan tersebutlah maka guru harus memiliki kompetensi dan peran
sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari KHD dengan cara menjadi sosok yang
dapat dijadikan teladan yang positif, fasilitator, fasilitator, motivator dan
mampu membentuk karakter positif pada murid untuk mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila. Sedangkan dalam pengambilan keputusan, guru dapat menggunakan 9
langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan.
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Supaya nilai-nilai yang
tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil
dalam pengambilan suatu keputusan
dilalui dengan Prinsip Pengambilan keputusan, yaitu :
a. Rule-Based
Thingking (Berpikir
berbasis peraturan). Mengedepankan intuisi, kejujuran, aturan atau prinsip yang
mendalam.
b. End-Based
Thinking (Berpikir
berbasis hasil akhir). Nilai-nilai agama, penghargaan akan hidup, dan masa
depan.
c. Care-Based Thinking (Berpikir berbasis peduli). Guru dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran harus memiliki rasa kasih sayang, cinta, toleransi, kesetiaan, empati terhadap murid, agar murid memiliki rasa terbuka dan berminat terhadap pembelajaran yang kita berikan.
Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Keterkaitan pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching yang diberikan pendampingan atau fasilitator sangat efektif, karena dengan mempelajari coaching kita dapat memahami cara berkomunikasi yang memberdayakan, teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA yang artinya dengan kemampuan dalam menerapkan coaching untuk membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh murid atau komunitas praktisi di sekolah yang merupakan cara dalam pengambilan keputusan ketika dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral. Selain itu, dalam pengambilan keputusan juga menerapkan empat paradigma, tiga prinsip dan sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan bersama murid atau komunitas praktisi di sekolah.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Dengan mengelola dan menyadari aspek sosial emosional akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, maka pembelajaran sosial emosional dapat membantu baik guru maupun murid dapat merespon terhadap kondisinya sendiri secara lebih tepat, dan yang menjadi dasar pengambilan keputusan adalah nilai-nilai kebajikan yang tidak bertentangan dengan dilema etika atau bujukan moral. Dalam proses mengelola aspek sosial dan emosional saat pengambilan keputusan maka diperlukan teknik mindfullnes atau kesadaran penuh, hadir sepenuhnya dalam masalah yang dihadapi dan mampu memahami pembelajaran sosial emosional. Ketika guru mampu menerapkan mindfullnes yang di dalamnya juga terdapat nilai-nilai kebajikan, maka dalam pengambilan keputusan akan berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki.
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Sebagai seorang pendidik tentunya kita akan dihadapkan pada situasi dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Penanganan masalah pada studi kasus yang telah disediakan memberikan contoh dan praktik secara langsung. Hal tersebut merupakan masalah yang sering kita jumpai di sekolah baik yang dialami oleh murid maupun guru dalam proses berinteraksi di sekolah. Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas pendidik dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Tapi setidaknya pengambilan keputusan yang dilakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid dan tetap memegang teguh nilai-nilai kebajikan universal. Adanya teknik 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan akan memberikan rambu-rambu dalam penyelesaian dilema etika atau bujukan moral yang dihadapi.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam pengambilan keputusan memiliki arti yang penting bagi berkembangnya sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi atau lembaga ke arah yang lebih baik, berkembang dan mampu mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Namun jika dalam pengambilan keputusan terjadi kesalahan, maka akan berdampak buruk bagi organisasi atau lembaga tersebut, sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan harus berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam 9 konsep pengambilan dan pengujian keputusan untuk perubahan menjadi lebih baik. Namun, perubahan tidak dapat dibangun secara singkat, ada proses yang harus dilalui dan dikerjakan agar terwujud. Perlu adanya sosialisasi dan komunikasi secara persuasif secara terus menerus agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan atas adanya perubahan yang perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan budaya positif dalam lingkungan tersebut. Dengan berdasarkan pada visi dan misi serta tujuan sekolah, maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh lingkungan atau warga sekolah.
Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya sudah memahami pokok-pokok atas perubahan yang salah satunya pembelajaran berpihak pada murid, sehingga seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan mampu memfasilitasi dan memerdekakan murid dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, sebagai pemimpin pembelajaran juga harus dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk melihat potensi murid-murid yang berbeda-beda dengan melihat aspek Kesiapan belajar murid (readiness), minat murid dan profil belajar murid.
Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang guru yang selalu memberikan bantuan pembelajaran dan konseling kepada murid akan selalu memperhatikan rencana jangka panjang yang akan dihadapi seorang siswa ketika terjun ke masyarakat, sehingga guru harus menjadi motivator, pelatih, dan pengaruh yang baik. murid agar mampu beradaptasi dan mandiri dalam mengambil keputusan.
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik
dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat diambil dari modul yang sudah saya pelajar dan pembelajaran modul sebelumnya adalah bahwa sebagai guru yang merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan komunitas praktisi di lingkungan sekolah maka diharapkan mampu memiliki sikap among berdasarkan Pratap Triloka yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembang dan menjadi model bagi lingkungannya. Selain itu, kemampuan guru dalam pengambilan keputusan berdasarkan kemampuannya dalam melaksanakan coaching, sehingga pengambilan keputusan yang diperoleh memberikan dampak positif bagi murid dan sekolah.
Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dilema etika (benar vs benar)
adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan
dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukkan
moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus
membuat keputusan antara benar dan salah.
4 paradigma pengambilan keputusan:
1. Individu lawan kelompok (individu vs
community). 'Individu' di dalam paradigma ini tidak selalu berarti 'satu
orang', tapi dapat juga berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan
kelompok yang lebih besar.
2. Rasa keadilan terhadap rasa kasihan
(keadilan vs belas kasihan). Pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis
atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya.
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty). Memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada
orang lain.
4. Jangka pendek lawan jangka panjang
(short term vs long term). Memilih keputusan yang tampaknya terbaik untuk saat
ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang.
3
Prinsip pengambilan keputusan:
1. Berpikir berdasarkan peraturan (Rule-Based Thinking), yang tidak
bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang
mendalam.
2. Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), yang mementingkan
hasil akhir.
3. Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini
berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada
posisi orang lain.
9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan:
1. Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah
· Uji
Hukum : menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka
pilihan yang ada antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah.
Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, keputusan
yang berhubungan dengan moral.
· Uji
Regulasi/Standar Profesional : Berhubungan dengan pelanggaran atau kode etik.
· Uji
Intuisi : Mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan
nilai-nilai yang Anda yakini.
· Uji
Publikasi : Keputusan yang didapat di media maupun elektronik dan menjadi viral
di media sosial.
· Uji
Panutan/Idola : Fokus pada keputusan yang dilakukan oleh seseorang yang
merupakan panutan.
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi opsi trilema
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan adalah keputusan yang diambil dapat berbeda sesuai dengan sudut pandang siapa tokoh yang mengambil keputusan dalam permasalahan yang terjadi.
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, sering kali saya sebagai guru mengalami dilema terhadap berbagai situasi sulit di sekolah. Saya sudah mengambil keputusan yang kiranya efektif dan baik bagi saya sebagai orang yang mengalami dilema, dan baik bagi orang lain yang terkait dengan situasi yang saya alami. Namun dengan mempelajari modul ini, saya menjadi tahu bahwa terdapat 9 langkah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang harus saya pikirkan matang-matang untuk menemukan jawaban dari situasi saya.
Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul
ini?
Dampak dari mempelajari modul ini adalah saya mulai memahami apa yang harus saya lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan mempertimbangkan apa saja yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Bedanya dengan sebelum mempelajari modul ini adalah dulu keputusan saya buat kadang hanya berdasarkan feeling saya saja, hanya berdasarkan sudut pandang saya saja, emosi kadang malah lebih dominan dalam pengambilan keputusan saya. Setelah mempelajari modul ini, saya mulai memahami apa yang saya lakukan dulu kurang tepat, keputusan perlu diambil dalam kesadaran penuh bukan atas dasar emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang akan membantu pemecahan masalah. Keputusan yang dibuat diharapkan mampu menguntungkan kedua belah pihak nantinya.
Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Materi ini sangat penting bagi
saya sebagai seorang individu maupun dalam peran saya sebagai pendidik
sekaligus pemimpin pembelajaran. Dalam hubungan dengan orang lain pastinya
selalu dihadapkan dengan berbagai konflik yang mengharuskan kita untuk
mengambil sebuah keputusan yang cermat dan tepat. Melalui modul ini saya
mendapat gamabaran yang lebih jelas tentang apa yang harus saya lakukan bila
menghadapi sebuah dilema dalam pengambilan keputusan. Sehingga nantinya akan
menghasilkan keputusan yang tepat dari hasil pemikiran yang sadar bukan atas
dasar emosi sesaat.
TERIMA KASIH....
SALAM GURU PENGGERAK
TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN