Senin, 08 Juni 2020

Mengapa Orang Indonesia Tak Percaya?

Tahun 2019 kemarin wilayah Indonesia melewati kemarau yang lebih panjang dibanding periode sebelumnya. Kemudian kekeringan itu ditutup dengan datangnya musim hujan yang sedikit telat,
ditambah, banjir di sejumlah wilayah. Banyak orang baru merasakan dampak nyata perubahan lingkungan.
    Sejumlah wilayah yang tak pernah kekeringan tiba-tiba saja sulit menemukan sumber air saat kemarau. Para warga di wilayah tersebut harus membeli air dari depot-depot isi ulang dan menghemat pemakaian air harian. Kondisi tersebut rata-rata berlangsung 2-3 bulan lamanya.
    Kemarau panjang dihapus hujan dengan intensitas rendah di awal November. Sampai di sana kekeringan belum tuntas semua, hingga Desember akhir tepat malam pergantian tahun hujan deras mengguyur Indonesia. Paginya sejumlah warga--yang sebagian tak pernah terdampak banjir--melaporkan huniannya sudah tergenang air.
     Di tengah narasi soal perubahan lingkungan yang kembali digaungkan, muncul pula opini-opini penangkalnya. Di tingkat global, kelompok-kelompok konservatif menolak mempercayai konsep perubahan iklim. Alih-alih membenahi alam, mereka mencari kambing hitam atas dampak perubahan iklim dan lingkungan yang kini kita rasakan.

0 komentar:

Posting Komentar